Kulipat surat berwarna
merah jambu, kucium, wangi, tulisan yang kutulis, telah kuhafal,
kubaca lagi, kulipat dan kubanyangkan Dita akan senang menerimanya,
membuka dan membaca tulisan yang tertulis
“Sekian lama kita bersama, dalam panas dan hujan, dalam ceria dan sedih, Ijinkan aku meminang hatimu, Edo"
![]() |
Here |
Dita, gadis manis yang menemani kuliahku. Bersamanya setiap membutuhkan semangat untuk mengerjakan tugas ataupun menemaniku di warnet kampus tempat bekerja paruh waktu.
Dita tidak keberatan
bersamaku berjalan kaki pulang kuliah, duduk didepan kosnya sambil
bercanda menceritakan hari-harinya.
Tak sabar, segera
kumasukkan surat merah jambu kedalam amplop, kumasukkan kedalam tas
kuliahku, kurapikan kemejaku, kusisir rambut dan bersiul keluar kamar
kosku. Kulirik sekeliling ruangan kos, sepi, aku beranjak dan
tiba-tiba,
“Nah loh, tumben rapih, bersiul pula”
Ternyata Ariel masih ada
di kos, dia sahabatku sejak SMP beda fakultas.
“Iya nih efek bulan februari”“Apa hubungannya Do?”“Ach... sudahlah ayo berangkat, keburu telat”
Aku memotong mulut Ariel
yang melonggo, berjalan menyusuri jalanan, masuk kampus dan berpisah
dipertigaan gedung, Ariel gedung C, aku gedung D.
Suasana kampus begitu
ramai, belum begitu siang, aku ada kelas diangka 10.15, sekarang
09.45 masih ada waktu untuk bertemu Dita diluar kelas, yah kami satu
kelas dan selalu duduk bersebelahan.
Dita gadis yang anggun,
itulah mengapa aku suka bersamanya hingga tumbuh benih cinta dengan
melukiskan berjuta tanda cinta dihatiku, menyemai indah menyeruak
hingga ubun-ubun.
“Hi, Do...ngapain lu? Bengong, masuk yuks”
Pucuk dicinta ulam pun
tiba, Dita datang sendiri mengenakan gaun cokelat, jilbab yang senada
dengan corak garis.
“Ntar ach, masih lama, duduk sini”“Warna baju kita sama ya Do,Cokelat”“Iyah...aku malah gak ngeh”
Keringat dingin keluar
menghiasi kudukku, tanganku gemetar namun semangatku menguatkanku
membuka tas, kulihat Dita asyik memainkan tasnya
“Do,kaktus yang kamu kasih dah berbunga loh, aku suka banget?”
Mata Dita bulat, berwarna
hitam, segar sekali, tangannya tanpa sungkan menepuk bahuku,
jantungku bergedup keras,
“Mekar berbunga seperti hatiku Dit”“Seindah hamparan rindu ini ya Do"
Degub jantungku
berloncatan, Rindu untukku kah?
“Merangkai indahnya harapan Dit”“Ku yakin harapan ini akan berpaut"
Pasti kamu menerima pinanganku Dit, kuambil surat merah jambu dari dalam tas, sebetulnya malu memberikannya tapi untuk mengatakannya pun tak sanggup.
“Pinjam catatan yang kemarin dong Dit, aku belum selesai”“Bentar”“Nich, masuk yuk”
Dita mengajak masuk
kelas, aku masih mematung
“Duluan dech Dit”
Kumasukkan surat merah
jambu dibuku catatan Dita, ups....ada yang jatuh, kuambil kertas
putih ukuran postcard, kubalik
“Hah??”
Jantungku hampir
berhenti, nanar mataku membuat kepalaku sakit, kudekatkan postcard
kemataku, kupandangi foto dua orang yang kukenal, kueja perlahan
tulisan yang menghiasi postcard. Kuambil surat merah jambu
dari dalam buku, kuremas kumasukkan kembali kedalam tasku.
Tak mungkin menyakiti
hati mereka, sahabatku Ariel dan menambah kegalauan Dita, biarlah
mereka bersama bahagia seperti foto di postcard itu dengan tulisan
yang menyertainya.
“Aku akan selalu bersamamu Riel, dua tahun sudah kita bersama, Dita”
yah.. telat :(
saya msh belum berhasil nih mak *_*
hiii mba Nathalia : hihiiii, terlena akan kebersamaannya tok'
Mba Irma : tulisan mba bagus, aku terinspirasi lo dunia senjanya...
yah~
sama si Ariel???
iyah begitu dech...
makasih mba jiah
wah sudah dua tahun ternyata hubungan Dita dan Ariel ...
mba lianny : aku juga heran kenapa si Edo gak tahu? hehee