Luna menutup 5 cm,
masukkan kedalam tas ketika derap kaki mulai berirama semakin keras,
mereka datang, teman-teman Luna di sekolah, dikelas IPS 4 ini.
Luna melepaskan rindunya
Agnes Monica yang terputar 120 menit dari rumahnya,di Sekolah Luna
melepaskan rindu dan sepi hatinya, disitulah imaginasi dan nyatanya
berganti.
![]() |
Here |
"Hi, Din" Luna memanggil Dini yang datang dengan muka ditutup buku catatan.
"Aduuh gue beribet dech, belum belajar"
"Nih, masih ada waktu buat belajar"
Luna memberikan buku
catatannya,
"Lun, lu dah mateng Sosionya, semalam ultah bokap gue jadi gak belajar dech"
"Iya gue dah belajar semalam, gue belajar ditemenin bokap jadi semangat”
***
Bell berbunyi, suara
gaduh teriakan kegembiraan membahana memecah telingga Luna, mereka
bersiap pulang, berlomba-lomba mencapai gerbang sekolah.
Seperti biasa, Luna
membereskan peralatan sekolah dengan enggan, ketika
"Haduh gak semangat banget sih lu, diluar panas ya? males pulang?"
Suara Ganesh mengagetkan
tangan Luna yang memasukkan tip ex kedalam tas.
"Luna...gue duluan ya, salam buat adek lu yang jago nyanyi"
Sisca melambaikan tangan
dan meneriakinya, Luna membalas dengan senyum. Ganesh masih
memperhatikan ekspresi Luna, datar tanpa irama.
"Gue pulang dulu ya nes, nyokap gue masakin menu kesukaan gue"
"Oke, dah Luna"
Luna menunggu angkot,
arah Gunung Agung membayangkan setumpuk buku dibelinya dan berpindah
ke kamarnya.
Toko buku menjadi
kegemarannya, setelah seluruh imaginasi dan nyatanya hampir tak
beruang, saat sedang mengambil buku
"Disini lu?" Mereka sama-sama kaget, Luna-Ganesh, Luna menjawab dengan santai.
"Iya, Nyokap minta dicarikan dulu buku Craft terbaru"
"O...sayang banget ma nyokap"
"Iya, gue sayang semuanya...he he he"
Sebenarnya Luna salah
tingkah dan tak tahu harus bagaimana, Luna menyambar seri Craft
terbaru, melihat ke kasir,
"Nes gue duluan ya"
"gue juga"
Pilihannya ingin
berlama-lama di Gunung Agung dikagetkan adanya Ganesh, sekarang Luna
nyinyir juga ketika Ganesh berlalu meninggalkan tempat ini, Luna
kesal. Keluar, dipelankan jalannya sembari memasang Agnes Monica yang
menemaninya dengan tembang Rindunya.
"Bareng yuk, gue antar "
Ganesh lagi, pikir Luna
"Gak...gak perlu nes"
"Bener nih? kitakan sejalan"
Luna semakin resah
kehadiran Ganesh,meskipun sebetulnya ada riang dalam kerinduan untuk
mengisi satu puzzel yang pasti akan terpasang indah. Namun Luna takut
imaginasi dan nyatanya tak bertemu.
"Duluan dech nes, gue nunggu angkot aja"
"Panas Lun, lagian nyokap lu pasti dah nunggu kan?"
"Iya...sih" Luna menjawab gamang, ada satu yang sulit untuk diterimanya.
***
"Makasih ya nes, sampai jumpa"
Luna membuka gerbang,
masuk kedalam rumah, meja makan bersih dan rapih, suara tape dari
kamar adiknya keras menggunting satu bibir Luna.
Mata Luna memandang foto
yang terpasang di dinding, mereka berempat dalam wajah paling
bahagia, mengenakkan baju yang senada dan berangkulan penuh
kemesraan.
Terdengar pintu dibuka,
Adiknya keluar dan suara metal semakin memecah kepala Luna
"Kak, Nyokap pergi lagi, pulang malam katanya"
"Gitu, Bokap?"
"Tahu dech, Gue lihat ada amplop dari travel, mo ke Malaysia tuh"
Luna menutup mukanya,
semakin hari dia benci rumah ini, tak ada kemesraan, tak ada
perhatian nyata, hanya buku, novel dan Agnes Monica yang meredam sepi
dirumah.
Di Sekolah, tempat Luna meredam sepi.
bagus....:)
kenapa aku sulit nulis kayak gini ya...(curcol)
kasian yah..
makasih kunjungannya,
vj lie : makasih....:)
kemarin akupun begitu, sulit banget...lg belajar nih, ayo semangat.
Nathalia : kasihan,
meredam sepi dlm imaginasi,
Bagus sekali cara menuliskannya. Sungguh aku suka. Semoga berjaya ya... :)
Pak Azzet : makasih pak, sedang belajar.