Rss Feed
  1. MONDAYFLASHFICTION #2 Gelitikanmu

    Friday 19 April 2013

    Seperti biasa, aku mempercepat gerakkanku. 6.45 pagi, sudah begitu terlambat. Kamar tidurku begitu dingin, sejak semalam hingga sekarang, AC menyala, tirai selalu tertutup hingga tak pernah ada sinar matahari. Suamiku melarangku membuka tirai, inilah yang membuatku merindukan dia.

    "De...berangkat sekarang?"
    "Iya, sudah telat Mas!"
    "Ada yang perlu dikerjakan?"

    Aku tak berani menatap mata lelaki, yang sudah enam tahun bersamaku. Hatiku berada di kantor, merindukan dia di sana, butuh dekapannya sepagi ini, bukan suamiku yang dingin. Selesai, kulihat anakku sudah bergabung dengan teman-temannya.

    "Berangkat ya, Mas. Ada laporan yang mesti dirapihkan."
    "Hati-hati, sayang"

    Untung, pintu gerbang sudah dibuka. Aku menahan rinduku hingga tak pernah memanaskan sekuterku. Dari pantulan badan mobil yang berlalu di sampingku, merahnya kaos dan birunya jeans membakar semangatku agar segera sampai di kantor. Kemarin aku puas, sangat puas, hari ini...pasti dia akan memberiku lebih.

    "De, sudah sampai?"
    "Sudah sayang, love You" kumatikan ponsel merahku dengan berlari, aku butuh dekapan hangatnya. Dekapan dan rayuannya ketika memainkan keyboard dan kertas.

    Degup jantung ini sudah tak main-main, kubuka pintu ruanganku...hm...hm...aroma hangat memasuki relung kerinduanku.

    "Surya...hey, ups...kaget!" seruku,

    Dia menggeliat, menatapku dengan pancaran sinarnya yang semakin membuatku ingin segera menyentuhnya. Aku rindu, aku butuh kehangatannya, butuh secuil ciuman dan pengertiannya. Di sini, di ruang kerjaku, aku bersama dia. Kunyalakan komputer, tubuhku digelitikinya, ternyata dia kangen juga.

    "Suamiku pulang larut, aku...aku tak diberi semalam." aku mendekatinya, dia semakin memanas, gairahnya kurasakan begitu tinggi.

    Aku merasa tubuhku juga  panas dengan gerakkannya, goyangannya mencengkeram rerimbunan hijau di depanku. Dia semakin seksi, semakin menantangku untuk bercerita, bahwa aku butuh kehangatannya, butuh sinar yang melapangkan asaku, asaku untuk cita-cita dan kerjaku. Selesai, ku sending e-mail kehadiranku. Aku menghela napas, di kamar tidurku, diranjang itu, tak pernah aku merasakan sensani yang luar biasa seperti ini. Dia semakin panas, aku terengah...kuangkat wajahku, peluhku bercucuran, dia tertawa dan semakin menghujamiku dengan panasnya.

    "Kamu, iiich...mataku silau neeeh!" rajukku menutupi wajahku tapi kamu semakin liar menyentuh bagian yang disukai suamiku, terlalu nyaman hingga aku tak melihat jam dan tiba-tiba.

    "Assalamu'alaikum, Lin"
    "Eh, Bapak...wa'alaikum salam. lina pikir bapak ke Cabang?"
    "Iya, nanti siangan dikit, Lin"

    Aku melirik ke arah kananku, tepat ke arahnya, "terima kasih, besok dilanjutkan lagi ya sayang...hangatmu menentramkan hatiku, memuncak semangatku dan tahukah kamu? aku tak bisa hidup tanpa adanya kamu"


    "Ssst, jangan terlalu panas ketika berada di atasku ya, i love You."


  2. 15 comments:

    1. aku sengaja baca ga pake liat gambarnya dulu mbak, dan sampai di tengah cerita, kukira yang dimaksud komputer. hihihi... kurang teliti ya bacanya? padahal kan dari awal udah dikasih clue.
      menurutku ini bagus mbak :)

    2. suaminya ga suka matahari ya, hihihi. :D

    3. hmmm...ternyata maksudnya jendela ya mbak? Surya itu mataharikah? btw, kalau hanya kangen dengan sinar matahari, atau pemandangan asri kenapa harus dikantornya? kan di luar rumah juga bisa? hihihi. saya lemot nih...nagkepnya belum jelas...

    4. Kinzihana said...

      saya juga seperti mak nunung sih maaf ya ikutan lemot kali ini haha

      tapi keren monolog nya

    5. Ayu said...

      Hihihi.. aku mikirnya yang hot hot pop.. Huuaahh

    6. ha ha...aku juga awalnya mikir ngeres kayak mbak Ayu...tapi, pas lihat gambarnya...jadi mikir lagi...xixiixi

    7. Anonymous said...

      Agak bingung dengan "Kemarin aku puas, sangat puas, hari ini...pasti dia akan memberiku lebih."

      Lalu kalimat yang ini "Dia menggeliat, menatapku dengan pancaran sinarnya yang semakin membuatku ingin segera menyentuhnya."

      Dan ketika di akhir gambarnya jendela, saya lebih bingung.. :D

      Setuju dengan komentar mba Nunung, kalau yang dimaksud matahari, maka sepertinya selama perjalanan ke kantor pun sudah memuaskan kerinduan dengannya.. :)

      Tapi ceritanya sukses membuat saya menebak-nebak ending ceritanya.. :D

    8. Istiadzah said...

      idem sm komen yg di atas2

    9. Unknown said...

      Dekapan dan rayuannya ketika memainkan keyboard dan kertas.

      Buat semuanya, dia itu hidupnya di kantor ngali ya? hehee...kalaupun harus menikmati dijalan, enggak puas ach *kan memainkan komputer dan kertas *ngeles tingkat hungry dach.

      Aku enggak bisa bikin yang hot Mba Ayu, takut salah kaprah.

      Buat semuanya yang sudah merasa bingung, terima kasih *

    10. RedCarra said...

      idenya KEREEENN! eksekusinya bisa dibikin manis lagi :D

    11. Latree said...

      iya ini. idenya keren. tapi kemasannya kurang manis.

    12. aku kasih gula ya Mbamin, biar tambah manis. Itulah kenapa aku bukan yang romantis...gak bisa memainkan tulisan yang berjiwa *lagi belajar *pelan-pelan pasti dapet kan? heheee

    13. nurusyainie said...

      Kalimat pembukanya apik, mbak :D menjadi penyebab mengapa begitu merindukan matahari.

      Tapi bagian tengah, saya terganggu dengan kalimat ini >> "Suamiku pulang larut, aku...aku tak diberi semalam." aku mendekatinya, dia semakin memanas, gairahnya kurasakan begitu tinggi.

      Mungkin tujuannya mau mengelabui pembaca, tapi saya rasa tetap gak ada hubungannya. Memberi yang "itu" atau memberi matahari dengan membuka tirai kamar? Kan malam hari hehehe

    14. Unknown said...

      Busyet....keren abis di kata2 dirangkai, heran drmn munculnya kalimat kalimat indah itu *sll terheran2*
      ajib mak...mengenai isinya sama dg yg di atas kirain cerita hot di ranjang hhahaha..aya aya wae :))

    Post a Comment