Dua hari berlibur di kota seni Yogyakarta, cukup melepas rinduku pada Kayla. Sebulan sekali, aku mengunjungi gadis pujaanku di sini, terpisah karena karir, menyakitkan sekali.
Setelah chek in di loket City Link, aku menggandeng Kayla. Berhenti di dinding bandara.
"Aku mau cetak foto kita," ujar Kayla
"Yang di mana?"
"Yang diambil Lala, waktu di Taman Sari. Aku suka sekali, seperti foto pre-wedding,"
"Iya, tapi kamu masih 'emoh' mulu"
"Mba Kenya, belum ada calon..."
Aku menyenderkan tubuh Kayla, tepat di dadaku. Aku bisa melihat bersihnya rambut Kayla. Aroma vanila, tak pernah hilang dari tubuhnya. Delapan tahun lalu,
![]() |
Credit |
"Kenapa suka Kayla?"
"Kamu wangi, aku kenyang berada di sampingmu, wangimu manis, milky, dan tak ada gadis smp yang wangi, sepertimu"
Pekerjaanku bertemu dengan banyak wanita. Tak satupun yang kutemui memakai parfum seperti Kayla. Oh...mungkin Kayla, yang tidak tinggi, suka menggenakan dress adalah, satu-satunya gadis buatku.
"Kay, penerbanganku sudah diumumkan. Baik-baik ya?"
"Sukses ya, love you."
Memasuki lounge bandara, dingin, lampu warna klasik menyambutku, seperti biasa. Seorang wanita jenjang mencuri perhatianku. Entah...wajahnya mirip Kayla, atau karena baru hitungan detik bersama Kayla. Dia tersenyum, kami satu penerbangan. Kami berjalan beriringan menuju pesawat.
"Jakarta with City Link?" tanyaku memastikan.
"And you are? Kita satu penerbangan, Jumat kemarin. Ach...pasti kamu tidak ingat"
"Realy? I'am sorry"
"Your wife? yang mengantarmu tadi?"
"Pacarku..."
"Oh...masih single?"
Kilatan matanya seksi, aku tak mampu menahan geloraku.
Aku persilahkan wanita jenjang itu masuk pesawat terlebih dahulu. Ingin rasanya, kami duduk bedampingan, sekedar teman mengobrol. Tapi, pasti itu berlebihan.
"Aku di sini, Kamu?"
"Mungkin belakang, 32 C. Daah..." aku tak mau beresiko, aku tak mau jatuh cinta hanya karena dia mirip Kayla!"
32 C, kosong? Pikiranku mulai iseng, untuk memanggil cewe tadi. Aku membenamkan mataku, membuka kupu-kupu kertas pemberian Kayla.
"Maaf..."
Kucium parfum aroma vanila, hangat, wangi dan maniiiis sekali. Aku mendongak, pas sekali pada wajahnya. 165 cm, 53 kg...taksiranku, angka ideal yang aku cari. Aku melebarkan senyumku. Aku ingin menikah tahun ini. Jantungku berdebar, menikmati aroma milky yang manis dan hangat. Usianya 24-an, matang dan feminim.
"Silahkan, sendirian?" tebakku, asal saja.
"Suamiku, sedang menuju kemari"
Kayla hanya Kayla, gadis buatku, aku membuang pandanganku ke luar. Aku tersiksa, aroma parfum vanilla kuat sekali. Menyiksa penerbanganku, hingga Jakarta.
labil nih orang :p
Kata cowo, yang tak dikenal namanya : cuma suka parfum dan punya angka porsi tubuh ideal, adanya kayla yo wes, katanya.
hhaaha syukurin , makanya setia dongg :D
untung saya cowo baik2 heheh :)
Mba Hana : Hati-hati, kalau pake parfum aroma vanilla
Alxrund : Masa seeeeh, kata si cowo itu, aku juga baik, tapi aku pingin nikah niiic
trust me its works "iklan" hehehe
Sumpah deh mak.. jadi pengen makan es cream rasa vanilla *slurp*
Wkwkkwkw ini dasar lelaki, ya! Apa semua lelaki begitu?? *getok kepala si Aku*
Mak, saya mau ralat yang bagian dialognya boleh?
"Aku mau cetak foto kita, " (salah)
"Aku mau cetak foto kita." (benar)
Kalau kalimatnya seperti di atas, penutupnya menggunakan tanda titik. Tapi kalau setelah kalimat di atas masih ada embel2nya lagi, pakai tanda koma. Seperti kalimat berikut: "Aku mau cetak foto kita," katanya sembari menarik lenganku.
Jadi begitu ya, Mak. Mak Astin bukannya ikutan kelas editing? Nah loh, entar diewer sama Mak Haya :p
Sepertinya hari ini komenan saya tentang penulisan dialog semua, ya. Hahaha! Gapapa, demi perbaikan penulisan di cerita selanjutnya :)
Makasih, dan maaf puanjanggg buanget yah *tepokjidat*
ngaku setia, nyium parfum yg brr langsung ganti arah :D
ngaku setia, nyium parfum yg brr langsung ganti arah :D
sedikit nih mbak, sepertinya terlalu banyak bertebaran tanda koma di cerita ini. padahal ada beberapa kata yg memang tidak boleh diberi koma, sperti kata adalah, tidak perlu diberi koma sesudahnya.
mungkin karena mbak ngetiknya dg jeda dalam penafsiran mbak sendiri,y a? :)
Aku bingung soal koma mengkoma, lihat komen2 di atas. Tapi baca cerita ini, jadi senyum2 sendiri :D
Terobsesi parfum vanilla, ya.. sampe kesiksa banget selama perjalanan (Kok jadi kasian ya...)
tersiksa karena ga setia. sukurin :D
hehehehehehehe kesiksa gara2 parfum, gimana rasanya ya? :D
Mba Isti dan Pak Guru Sulung : Makasih koreksinya, aku sedang meradang dengan tanda baca. JAdi lebih enggeh, setelah berulang salah.
Na' , de' pipit dan zawa : Mari kita bikin sop vanila? loooh?
Mba Helda : Tanda baca, tanda baca...mungkin bisa mpe kebawa tidur inih,
Wangi aroma vanilla hhmmm ...
parah nih cowok hahaha..
hahahaha, dasar cowok. udah punya cewe masih aja jelalatan cari yang lebih ;p
nyimak komen #loh
Si cowok kebelet nikah kayanya ya? Asal wajahnya mirip Kayla dan baunya juga vanilla.
Gimana kalau kambing ditempelin foto Kayla trus diparfumin vanila?
*ditabok botol parfum*
jujur ya mbak, saya itu nggak ngerti dengan jalan ceritanya, andai nggak baca dua kali. sepertinya ada beberapa kalimat yang nggak fokus :)
tapi, setelah dibaca dua kali, memang cerita ini bagus :)
Kayla masih SMP? ato si Aku kerjanya deketan anak SMP? hehehehe
Si Aku mengenal Kayla waktu mereka masih SMP, pacaran sejak SMP.
BTW, memang cowok punya naluri mendua, mentiga dan men...banyak :P
Hihihi...aq bacanya sekali bingung trs baca komen2 masih bingung juga *maklum lemot* ulangi lagi bacanya pelan .pelan..hahahaha....seruuuu..., jd pengen pake parfum.vanilla haaaa