Rss Feed
  1. Dua Kali Menikah

    Wednesday 13 March 2013

    Mataku menelanjangi hamparan taman yang indah, taburan rumput nan hijau menambah suasana romantis yang terbangun dan sebuah pohon yang menjadi kenangan terindah aku dan kamu Ra telah berubah cantik dan mempesona.

    ***

    "Kak, sekolah kok pake baju bebas sih? gak pake seragam seperti ira?"

    Aku harus ketawa Ra, wajahmu serius sekali menanyakan hal itu di sudut taman ketika kamu bermain lombat tali bersama tiga temanmu di bawah pohon yang sedikit kurus.

    "Iya, Ira manis kakak kuliah, seragamnya bebas tapi sopan dan rapi"


    Kamu senyum-senyum menutupi wajah cantikmu yang putih dan aku masih ingat sekali Ra, kamu suka sekali pake rok, aku bisa menikmati mulusnya yang tersembunyi di dalamnya, dan aku masih bisa menggendongmu kala itu, tahu enggak? jantungku berdegup kencang nyaris meluncur ke atas awan Ra.

    Suatu siang aku menemukanmu di bawah pohon,  tertidur dan di kejauhan teman-temanmu berlarian, kau pulas dan nampak lelah, tanganmu memegang boneka winnie the pooh, tanganku tergerak ke arah wajahmu, namun daun muda dari pohon itu jatuh ke bagian dadamu, aku takut sekali ra untuk mengambilnya, kamu memakai kaos bergambar barbie yang cantik, secantik dirimu.

    "Kakak? sudah pulang?"

    "Iya Ra, kamu main? bukannya di rumah tidur siangnya?"

    Apa yang terjadi, kamu berlompat ke arahku dan dipeluknya aku, ditinju dan wajahmu dibuat selucu mungkin,

    "Kakak kan bukan bapakku, bukan ibuku...daddaaah"

    Kau berlari Ra, kencang sekali menemui teman-temanmu di hamparan rumput hijau dan aku memandangimu di bawah pohon ini membaca diktat ilmu politikku.

    Hari ini, dua puluh tahun kemudian, saat akar pohon semakin kuat menancap pada tanah dan batang pohon begitu kokoh menemani dedaunan dan membiarkan tumbuhnya bunga yang cantik, kamu memelukku tanpa bisa ku lepaskan dan berbisik 
    "Kak, cintaku untukmu seorang, bawa aku kedalam pelukkan yang dalam dan genggam aku seperti akar pohon ini mencengkeram tanah"

    Foto Pohon, Anakku dan Awan (Dok. Pribadi)
    Satu tanganku mencengkram batang pohon dan satu tanganku mengeluarkan cincin dari saku celanaku, cincin pernikahan ke-duaku denganmu setelah gagal membina rumah tangga bersama pilihanku ketika kuliah.

    Ditulis untuk Lampu Bohlam Prompt#2 Pohon,

  2. 1 comments:

    1. Latree said...

      hehe... awalnya seru. tapi endingnya agak gimana gitu. maksudnya... romantis sih. tapi 'kasus' gagal menikah itu kurang nendang disajikan.

      makasih mbak Astin :)

    Post a Comment