![]() |
Credit |
-
Akulah Dia
Wednesday, 27 February 2013
Kugenggam erat tanganmuMenyemangatimu kala angin membius tangismuMenunggumu menikmati parutan langit di ParangtritisMemapah anganmu menikmati alunan sebuah lagu cintaKetika kau rindukan bayang yang tak nampak
Posted by Unknown at 20:27 | 0 comments | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
-
Flash Fiction
Thursday, 21 February 2013
Datanglah imaginasi, datanglah... heheee, seperti itukah kalau mau buat fiksi? hehee, padahalide mah ada dimana-mana dan apa saja bisa jadi tulisan...Merebaknya wabah flash fiction mau gak mau mengakibatkan terbuatlah sebuah label diblogku yang berisi belajarku bersama flash fiction.Credit Jadi, alangkah baiknya kenalan dengan flash fiction boleh juga dong ditulis? *ya banget boleh dooong...Falsh Fiction itu cerita yang pendek tapi bukan cerpen, disebut cerita pendek karena jumlah kata yang dibatasi, ada yang hanya 100, ada yang 500, ada yang 1000.Flash Fiction itu beda dengan cerpen yang biasa ditemukan di majalah-majalah yang panjangnya sampai 2 halaman, flash fiction bisa cuma setengah halaman,Flash Fiction ini memperlihatkan (show) bukan menceritakan (tell) panjang x lebar = luas, show disini bisa berupa permainan diskusi atau monolog. ini pelajaran dari mba Indah Julianti yang kuendus dari Monday FlashFiction
Posted by Unknown at 19:02 | Labels: Pengertian | 5 comments | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
-
Aku memandanginya, apakah benar wanita itu? ach mengapa begitu berbeda..tidak aku sudah melupakan wanita itu, hampir tidak pernah melihat wajahnya ketika tidur disebelahku.Mataku nanar, kubanting handphone yang masih bagus, hanya kekasur, aku tak pernah rela hanya karena sms yang entah ditulis oleh siapa hatiku jadi gaduh, handphoneku harus berantakan tercerai berai hingga akhirnya aku harus beli baru, tidak aku tidak pernah rela.
***Celotehan dari bibir mungil anakku, tingkahnya yang lucu danpasanganku yang sangat perhatian melupakan aku dari masa laluku, dari sosok yang menghancurkan harapanku.Hingga sebuah message masuk kedalam inbox pada media socialkuSalam, anakmu manis
Tidak, kueja dan kulambatkan pembacaannya benar ini gaya penulisan seseorang yang sedikit banyak telah membawa harapanku untuk sekedar mengucapkan "Aku rindu kamu"Hilang selera makanku, apa itu yang harus kuhadapi mengetahui dia datang kembali setelah beberapa tahun menghilang atau bisa disebut dia pengecut?Hingga sebuah email masuk dalam email lamaku dari lelaki tersebut, apa lagi? kubaca masih dengan gaya bahasa yang tidak berbeda namun kalimat penutup yang mengunci mataku untuk menatap dan mengeja serta mentransfer kedalam bahasa indonesia dengan harus membuka kamus, karena aku tak yakintelah bercerai
Cerai, berarti pernah menikah, kapan tak ada kabar, teringat sebuah pesan dimasa itu, tiga tahun yang lalu, ..
"Jangan ganggu suami orang, masih banyak lelaki diluar sana"
Wow, seperti inikah lingkaran hidupnya?Sengaja tak pernah kuusik email dari lelaki itu, aku bahagia dengan keluargaku, ketika sebuah telepon masuk dua tahun kemudian"Masih ingat suara ini?...maaf saya menghilang...benar status saya seperti dalam email beberapa tahun yang lalu..."
Tak ada emosi namun ada satu puzzel hati yang kian buruk untuk aku simpan sendiri, masih ada yang menyesak dalam hatiku. Siapa yang mengirim sms dengan kata-kata itu?"Saya menikah...benar dengan dia...namun tidak butuh waktu lama akhirnya kami bercerai, ...tidak perlu diceritakan"
Kulihat di profile facebook, wanita yang 11 tahun lalu tidur dikamar kosku dititipkan oleh lelaki yang bersamanya kusimpan harapan, yang setiap waktu bersamaku dan wanita yang 6 tahun lalu mengirim sms dengan nada tidak sopan, seminggu setelah lelaki itu bertandang ke kosku.Posted by Unknown at 01:58 | Labels: Flash Fiction | 0 comments | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
-
Bayangan Semu
Sunday, 17 February 2013
Aku tergugu menatapnya, entah apa aku senang, aku bahagia atau aku harus memelukmu dan berkata," semua akan baik-baik saja" kataku santai
Dan tanpa kutahu, dia menendangku, jauh aku tersungkur, tak sadar mataku nanar ketika air mataku mulai jatuh, tes tes satu demi satu, nafasku tersenga."sampai kapan semua akan baik-baik saja? sampai aku mati? sampai ingatanmu akan hilang, haaaah?" Perkataannya sama sekali tidak memperdulikan aku,
Posted by Unknown at 21:24 | Labels: Cerpen | 1 comments | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
-
"PromptChallenge Quiz: Pernikahan yang Tertunda
Wednesday, 13 February 2013
Tanggal pernikahan telah ditentukan, keluarga besar sudah tidak sabar menantikan penyatuan insan dalam Akad Nikah. Segalanya tertunda setelah Net menyampaikan berita yang kurang enak, pernikahan ditunda.Tarikan nafas panjang terdengar begitu berat, lingkaran hitam disekitar mata, cukup serius membutuhkan istirahat yang cukup. Net bingung dengan keputusan tiba-tiba gadis yang menjadi tunangannya.
Here Posted by Unknown at 23:12 | Labels: Flash Fiction | 20 comments | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
-
[BeraniCerita#] Meredam Sepi
Monday, 11 February 2013
Luna menutup 5 cm, masukkan kedalam tas ketika derap kaki mulai berirama semakin keras, mereka datang, teman-teman Luna di sekolah, dikelas IPS 4 ini.
Luna melepaskan rindunya Agnes Monica yang terputar 120 menit dari rumahnya,di Sekolah Luna melepaskan rindu dan sepi hatinya, disitulah imaginasi dan nyatanya berganti.Here
Posted by Unknown at 01:18 | Labels: Flash Fiction | 5 comments | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
-
[BeraniCerita#1]Surat Merah Jambu
Sunday, 10 February 2013
Kulipat surat berwarna merah jambu, kucium, wangi, tulisan yang kutulis, telah kuhafal, kubaca lagi, kulipat dan kubanyangkan Dita akan senang menerimanya, membuka dan membaca tulisan yang tertulis“Sekian lama kita bersama, dalam panas dan hujan, dalam ceria dan sedih, Ijinkan aku meminang hatimu, Edo"Here
Posted by Unknown at 23:53 | Labels: Flash Fiction | 7 comments | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
-
Ketika Hujan itu
Tuesday, 5 February 2013
Musim hujan ditahun ini sangat berbeda dengan musim hujan tahun-tahun yang lalu, Dita selalu membenci hujan, bila hujan turun Dita tidak mau seorang diri, harus ada yang menemaninya, siapapun dia, dimanapun itu. Hujan tahun ini sedikit membuat Dita nyaman dalam belaian hujan dan berusaha menyenangi hujan yang turun, semakin tegar, semakin lebih dewasa dan berusaha untuk lebih menikmati hujan yang turun.Here “Dita....dit.... hay, hallo....?”Posted by Unknown at 03:08 | Labels: Cerpen | 0 comments | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
-
Aku terluka,Aku kembali menangisi luluh lantahnya hati ini,Yang entah kesekiankalinya, harus kusembunyikan sebuah guratan kebahagiaan dan kubawa senyum ini di bawah meja.Aku tak ingin ada seseorang, termasuk pula kau yang memberiku damai ini mengetahui degub jantung yang berdetak, biarlah rasa ini kudendangkan dibawah meja, biarlah tak ada seseorangpun yang tahu…
Posted by Unknown at 01:17 | Labels: Puisi | 0 comments | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
-
“dear, datanglah untuk mengambil bingkisan dariku ya,”
Sebuah pesan singkat terbaca dari sebuah layar android yang kupegang tanpa jeda. Memikirkan bagaimana rupanya wajah yang telah lama tak kujumpai.
“aku harus pergi” kataku mengakhiri perbincangan dengan rekan kerjaku, beranjak dan melangkahkan kaki, turun dari tangga yang panjang, keluar kantor dan berlalu menyusuri jalanan yang mulai ramai di akhir bulan.
Setiap hari, sebuah bangunan yang menyediakan makanan fast food menjadi saksi terukirnya perbincangan yang meneguhkan hati saya untuk lebih memilih menjadi seorang teman baginya.
Posted by Unknown at 00:54 | Labels: Flash Fiction | 0 comments | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
-
Sinar matanya begitu ceria, tak sanggup melukiskan dalam bentangan kertas ini. Senyum tajam, manja tak lekas membuatku lari dalam pelukkannya.
“Sudilah kiranya menyambangi hati yang merindu ini?”
“Baiklah, saya akan datang” jawabku
Posted by Unknown at 00:52 | Labels: Flash Fiction | 4 comments | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
-
Hujan di Pagi Hari
Monday, 4 February 2013
“Allah, dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang di kehendakinya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal: lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambanya yang di kehendakinya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (QS. Ar-Rum, (40):48)Dok. Pribadi Hujan pagi ini memelukku penuh harapTanpa kata ataupun pesan memberiku sebuah penantianLenyap dalam kegundahan yang pasti berujungMencoba menghela nafas dalam tetasan air hujanKutunggu, tetap kutunggu dalam kerinduan iniSimpulan senyum mengembangkan imajinasikuDok. Pribadi
Dok. Pribadi Aku mampu melewati ini,Menjalani penantian dalam dinginnya angin hujan,Menyemai sebuah kata cinta demi sepotong penerimaan,Ya Allah, betapa nikmat-Mu ini sungguh mengujikuKutetap tengadahkan tangan memohon pada-MuMenantikan berjumpa dengan manisnya rindu,Aku tetap akan berlalu,Walau hujan tak berlalu,Karena penghentian bukan karena hujan.***
Dok. Pribadi
Ayo berangkat dong ach, bermantel ria dan berhujan-hujanan itu indahKeindahan yang dibawa memancarkan aura kebahagiaan tersendiriKarena bahagia itu sederhana, bisa dari sini, dari situ maupun dari hujan di pagi hari ini...***Hati-hati ya, jalan licin jangan ngebut-ngebut,Kalau pakai mobil, toleransi juga dong jangan asal bles...wuuuuzz, basah deh terkena cipratan air hujan... au au au, brbrbrrrrrr....***Sedang mikir nich, lewat mana aku berangkat ke kantor ya? lewat sono pasti banjir, lewat situ pasti macet...aloha....biar Allah yang menuntun jalanku, aamiin.SEBUAH MELODI TENTANG HUJAN DIPAGI HARI.Posted by Unknown at 20:06 | Labels: Puisi | 0 comments | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
-
Nak, teriknya matahari itu sumber kekuatanmu
Jangan terpedaya akan kerasnya hari yang kaulalui
Ummi selalu mohon kepada Allah SWT
Kau mampu melalui setiap hal-hal baru
Dok.Pribadi
Seperti hari iniBukan pertama kalinya
Lihat, setelah itu ada senyum yang mengembang setelahnyaTanpa kehadiran ummi yang kau minta,
Tapi bukan berati ummi melalaikanmuDengar, suara ummi datang setelah kau seka air mata ituPercayalah, harimu akan indahDan rasa itu muncul dari hatimuDari pikiranmu,Bukan dari orang lain
Ummi suka hari ini
Suka setelahnya
Karena akan selalu kau ingat
Karena kekuatanmu sendiri
Karena kepercayaanmu yang membangun
I Love You Faiz Ghaisan MuttaqiPosted by Unknown at 19:57 | Labels: Puisi | 0 comments | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |